Minggu, 28 Desember 2008

CERPEN
MENGUAK CEMAS

Bangsa merupakan organisasi yang menaungi melindungi rakyatnya memerdekakan hak berbudaya, ber ekonomi, ber pndidikan, serta hak untuk bebas memeluk agama bebas untuk sejahtra dan bermartabat dimata dunia. Bangsa kita merupakan bangsa besar, bangsa yang kaya dan merdeka. Sumber manusia yang sangat menunjang, sember daya alam yang sangat berlimpah ruah kita ini kaya Inilh bangsa kita. Tapi sayang bangsa ini menjadi boneka ekonomi bangsa-bangsa lain yang .
Ada apa denagan indonesiaku? Jutan bapa dan ibu yang gila, tak bisa lagi tertampung dirumah sakit jiwa yang mahal, anak-anak putus harapannya mereka bernyanyi untuk mempertahankan rasa haus dan lapar, jutaan para ibu dan gadis-gadis menjual diri, Para Umar bakri pun berteriak menuntut kenaikan gaji, para prajurut tentara dan polisi menjerit jiwa nya tak mau ia memagari ribuan mahasiswa dengan kokangan senjata dan timah panas yang siap diterima dada para demonstrans yang berteriak REVOLUSI.
Tak habis pikir para seniman, bersembunyi? yang lainnya asik menari-nari dilayar televisi. Para politiker onani diruang ruang yayasan memperkaya diri partai-partai haya dijadikan pintu-pintu untuk bersiap-siap korupsi setelah jadi anggota DPR bersama iblis birokrasi yang sering disumpah serapahai para demonstrans yang berapi api. Para cendikiawan mati lalu siapa lagi yang akan menyelamatkan bangsa ini.
Terlalu murah impian kita menggadaikan martabat dan harga diri bangsa sampai ruh dan jiwa pancasila terampas rasa nasionalisme di tubuh rakyat dan para pejabat yang setiap detik semakin terkikis. Apalagi dimata buruh dan para petani, para mahasiswapun mengis ada apa dengan INDONESIA.
Salam dan sumpah diteriakan dijalan-jalan. Hanya sebatas berita hangat pada media cetak dan elektronik setiap pagi. Oh.. inikah yang dinamaan kemerdekaan dan perubahan. Sesak napas kemiskinan terdengar disetiap sudut keluh kesah terlalu tabah menerima kerangkeng kebijakan ekonomi para penguasa negeri. Lalu mereka itu siapa? Dan kita ini apa?. Jangan dulu menangis simpan saja air mata kita agar menjadi tenaga dan keringat. Kita meski sadar bahwa kita belum merdeka di neggeri kita sendiri. Bersabarlah ibu jangan menangis.

bandung. 13-JUNI-2008
JS KANTA

1 komentar: